Tabung Belajar

Pengikut

Sabtu, 31 Mac 2012

MenGuMPaT???


MENGUMPAT (GHIBAH) ???

Rasulullah S.A. W. bersabda yang bermaksud "Mengumpat itu ialah apabila kamu menyebut perihal saudaramu dengan sesuatu perkara yang dibencinya." 

(Hadis Riwayat Muslim).



1) Nabi SAW bersabda maksudnya :
"Diriwayatkan oleh Abu Ummah al-Bahili, di akhirat seorang terkejut besar apabila melihat cacatan amalan kebaikan yang tidak pernah dilakukannya didunia. Maka, dia berkata kepada Allah "Wahai Tuhan ku, dari manakah datangnya kebaikan yang banyak ini, sedangkan aku tidak pernah melakukan". 

Maka Allah menjawab : 
"Semua itu kebaikan (pahala) orang yang mengumpat engkau tanpa engkau ketahui".


2) Nabi SAW bersabda maksudnya : 
"Diriwayatkan pula, besok dihari kiamat, seseorang diberikan padanya buku catatan amalnya. Lalu dia tidak melihat didalamnya catatan amal kebajikannya, maka ia berkata, " Ya Tuhanku dimanakah amal solatku, shaumku dan amal ketaatanku?"
Maka dikatakan kepadanya, " Hilang seluruh amal kebaikanmu lantaran kamu mengumpat manusia" 

(Hadis riwayat Abu Ummah al-Bahili)


3) Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda maksudnya :
"Perbuatan mengumpat itu samalah seperti api memakan ranting kayu kering". Pahala yang dikumpulkan sebelum itu akan musnah atau dihapuskan seperti mudahnya api memakan kayu kering sehingga tidak tinggal apa-apa lagi."


4) Sabda Rasulullah S.A.W. 
"wahai orang beriman dengan lidahnya tetapi belum beriman dengan hatinya! Janganlah kamu mengumpat kaum muslim, dan jangan lah kamu mengintip-intip keaibannya. Sesungguhnya, sesiapa yang mengintip keaiban saudaranya, maka Allah akan mengintip keaibannya, dan dia akan mendedahkannya, meskipun dia berada dalam rumahnya sendiri" 

(Hadis riwayat Abu Daud).


5) Firman Allah dalam Surah Al-Hujurat Ayat-12

"Wahai orang-orang yang beriman! 

Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani."

PuJiAn TeRcELa


PUJIAN YANG TERCELA



APAKAH ITU PUJIAN YG TERCELA ?
BOHONG ~ JIKA KITA TIDAK PERNAH DIPUJI DAN MEMUJI.




Yang dimaksud dengan pujian yang tercela adalah pujian yang berlebihan dan pujian yang dapat menyebabkan orang yang dipuji merasa bangga diri (‘ujub).


Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan bahwa ada orang yang memuji temannya yang ada disamping Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ويلك قطعت عنق صا حبك, قطعت عنق صا حبك

“Celakalah engkau, kau telah menggorok leher saudaramu. Kau telah meggorok leher saudaramu!”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkannya beberapa kali. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من كان منكم مادحا أخاه لا محالة فليقل: أحسب فلانا والله حسيبه ولا أزكي على الله أحسبه كذا وكذا إن كان يعلم ذلك منه

“Barang siapa yang terpaksa harus memuji saudaranya, maka katakanlah: ‘Aku kira si fulan demikian dan demikian, tetapi Allah-lah yang menilai (keadaan sebenarnya). Aku tidak mau menilai atas nama Allah (kepada seseorang) demikian dan demikian, jika memang kelebihan itu ada pada dirinya.”

[Hadits shahih, riwayat Bukhari (III/158) dan Muslim (IV/2297)]



“Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu."

“Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.”

( Iqozhul Himam Syarh Matn Al Hikam, Ibnu ‘Ajibah, hal. 159, Mawqi’ Al Qaroq, Asy Syamilah)


"Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.”

(Qs. Al-Najm; 32)


Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar ada orang yang memuji saudaranya dengan sangat berlebihan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa 

sallam bersabda,

أهلكتم أو قطعتم ظهر الرجل

“Kalian telah mematahkan punggung saudara kalian (kalian telah membinasakannya).”

[Hadits shahih, riwayat Bukhari (III/158 dan Muslim (IV/2297)]


Ibnu Baththal menyimpulkan bahwa larangan itu diperuntukkan bagi orang yang memuji orang lain secara berlebihan dengan pujian yang tidak layak dia terima. Dengan pujian ini orang yang dipuji tersebut, dikhawatirkan akan merasa bangga diri, karena orang yang dipuji mengira bahwa dia memang memiliki sifat atau kelebihan tersebut. Sehingga terkadang dia menyepelekan atau tidak bersemangat untuk menambah amal kebaikan karena dia sudah merasa yakin dengan pujian tersebut.

Oleh karena itu, para ulama menjelaskan bahwa makna hadits: ‘Taburkanlah debu ke muka orang yang memuji orang lain!’[1] adalah berlaku untuk orang yang memuji orang lain namun dengan cara yang berlebihan.[2]

Khamis, 29 Mac 2012

SAKARATUL MAUT,KHABAR SUKA,DUKA DAN 7 ROMBONGAN SYAITAN.


SAKARATUL MAUT,KHABAR SUKA,DUKA DAN 7 ROMBONGAN SYAITAN.



Dari Ubaidah bin Ash Shamit ra. dari Nabi SAW, baginda bersabda : 


"Barang siapa yang senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah senang untuk bertemu dengannya, dan barang siapa yang benci untuk bertemu dengan-Nya (Allah), maka Allah benci untuk bertemu dengannya". Aisyah atau sebahagian isteri baginda berkata : "Sesungguhnya kami tidak senang kematian". 

Baginda bersabda : "Bukan begitu, tetapi seorang mukmin apabila kedatangan maut (mati) diberi khabar gembira dengan keredaan dan kemurahan Allah, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih disukai dari pada apa yang dihadapinya, maka ia senang bertemu dengan Allah dan Allah senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang-orang kafir, apabila kedatangan maut diberi khabar gembira dengan azab dan seksaan Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih dibenci dari pada apa yang dihadapinya. Ia tidak senang bertemu dengan Allah dan Allah tidak senang bertemu dengannya". (Hadis Riwayat Bukhari) - Hadis Qudsi.

Huraiannya :

Berdasarkan hadis diatas jelaslah kepada kita bahawa di saat kematian seseorang mukmin yang beriman dan bertakwa akan diberikan khabar gembira dengan keredaan dan kemurahan Allah SWT akan dinampakkan tempat duduknya di akhirat nanti. Dia akan merasai senang, gembira dan berbahagia dan tidak sabar-sabar untuk bertemu Allah SWT dan Allah SWT juga senang dan suka bertemu dengannya.

Sebaliknya pula orang-orang kafir apabila kedatangan maut dan diberikan berita bahawa dia akan diazab oleh Allah SWT kerana derhaka dan syirik kepada Allah SWT maka dia merasai tidak tenang, benci dan takut akan menghadapi saat kematiannya untuk bertemu Allah SWT. Allah SWT juga tidak suka bertemu dengannya.

Allah SWT berfirman betapa sukarnya sakaratul maut itu:

ُ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُو

Maksudnya : "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), 'Keluar-kanlah nyawamu". (Surah Al-An'am ayat 93).

Begitulah bagaiman maut itu menjemput orang zalim. Seperti kulit terkelupas secara pelan-pelan dari ujung kaki hingga kepala.

Syekh Abdul Wahhab al-Sya’rani mengatakan, saat kata-kata kematian dan sakatul maut itu disebut, para salafu soleh bergetar hatinya, bulu romanya berdiri membayangkan bagaiman hal itu akan terjadi pada dirinya suatu saat nanti. Titisan air mata langsung jatuh dari dua matanya, memohon kepada Allah agar mengakhirkannya dengan khusnul khatimah dan dimudahkan dalam sakaratul maut.

Sahabat yang dimuliakan,
Dalam hadis Nabi SAW yang lain menyatakan iblis akan datang kepada setiap anak Adam yang sedang menghadapi sakratul maut .

Nabi SAW bersabda maksudnya : “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari tipuan syaitan diwaktu sakaratul maut. “

Iblis akan sentiasa mengganggu manusia, mulai dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hingga ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat iaitu ketika sakaratul maut.

Iblis mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan.

Rombongan 1
Akan datang Iblis dengan berbagai rupa aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lazat-lazat. disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan haloba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barang-barang Iblis itu, pada waktu itu nyawanya putus dari tubuh.

Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa kepada Allah SWT inilah jenis mati su'ul khatimah, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 2
Akan datang Iblis kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, harimau, singa, ular yang berbisa. Yang apabila orang yang sedang sakaratul maut itu memandang ke binatang itu, maka dia pun menjerit dan melompat sekuat hati.

Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah SWT, matinya adalah su'ul khatimah dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 3
Akan datang Iblis mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan menyerupai binatang kesayangannya.

Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun mati, maka matinya itu di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah SWT. Matinya itu su'ul khatimah maka nerakalah tempatnya.

Rombongan 4
Akan datang Iblis merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu.
Maka sewaktu itulah maut pun datang dan matilah ia sebagai dalam keadaan su'ul khatimah dan nerakalah tempatnya.

Rombongan 5
Akan datang Iblis merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperti ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun menghulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Iblis, berkata dengan penuh kasih.

“Wahai anakku inilah saja makanan dan bekal yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahawa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga. “

Maka dia pun sudi mengikut tawaran itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai maka matilah dia di dalam keadaan kafir, kekal di dalam neraka dan terhapuslah semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan 6
Akan datanglah Iblis merupakan dirinya sebagai ulama-ulama yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lama sudah kami menunggu akan dikau, ternyata kamu sedang sakit di sini, kerana itu kami bawakan kepada kamu doktor dan ubat untukmu. “ Lalu diminumnya ubat, itu maka hilanglah rasa penyakit itu, kemudian penyakit itu datang lagi.

Lalu datang pula Iblis yang menyerupai ulama dengan berkata: “Kali ini kami datang kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?”

Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu. “

Berkata ulama Iblis: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulama yang tinggi dan hebat, baru saja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cubalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah SWT hendaklah kamu patuh kepada kami. “

Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan dan ke kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan syurga, (syurga palsu yang dibentangkan oleh Iblis untuk tujuan menggoda orang yang sedang dalam sakaratul maut).

Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu bertanya kepada ulama palsu:
“Bagaimanakah Zat Allah?” Iblis merasa gembira apabila jeratnya mengena.

Lalu berkata ulama’ palsu:“Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu. “

Ketika tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.
Berkata Iblis: “Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah. “

Berkata orang yang dalam sakaratul maut: “Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini mempunyai enam sisi, iaitu benda besar ini ada kiri dan kanannya, mempunyai atas dan bawah, mempunyai depan dan belakang.

Sedangkan Zat Allah tidak menyerupai makhluk, sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang di ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda yang besar ini. ”

Dalam keraguan itu maka Malaikat Maut pun datang dan terus mencabut nyawanya, maka matilah orang itu di dalam keadaan kafir dan kekal di dalam neraka dan terhapuslah segala amalan baik selama hidupnya di dunia ini.

Rombongan 7
Rombongan Iblis yang ketujuh ini terdiri dari 72 barisan sebab dari menjadi 72 barisan ialah kerana dia menepati hadis Nabi SAW bahawa umat Nabi Muhammad akan terbahagi kepada 73 barisan). Satu barisan/golongan yang benar iaitu ahli sunnah waljamaah, 72 yang lain masuk ke neraka karena sesat.

Ketahuilah bahawa Iblis itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlainan di dalam waktu manusia sakaratul maut.

Oleh kerana itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia akan talkin "Laa Ilaaha Illallah" untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Iblis dan syaitan yang akan berusaha bersungguh-sungguh menggoda orang yang sedang dalam sakaratul maut.

Disebutkan dalam sebuah hadis yang maksudnya : “Ajarkan oleh kamu (orangyang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa Ilaaha Illallah.

Sahabat yang dikasihi,
Memperbanyak mengingat mati bererti memperbanyak amal kebaikan. Orang yang tidak beramal baik atau dia berbuat kejahatan bererti dia tidak ingat dirinya akan mati. Imam ad-Daqqaq berkata, "Barangsiapa memperbanyak mengingat mati, dia dikaruniai tiga perkara: menyegerakan taubat, hati yang qana'ah, dan semangat beribadah." (Imam al-Qurtubi, al-Tadzkirah fi Ahwal al-Mauta wa Umuri al-Akhirah).

Jika kita sukar untuk mengamalkan ikhlas atau tidak mampu mengawal hawa nafsu, maka ketika itu ingat-ingatlah bahawa bila-bila masa saja kita akan dijemput kematian yang tidak diduga-duga. Jika perlu kita contohi para ulama dahulu yang memiliki cara tersendiri iaitu ada yang bertafakkur, muhasabah tentang kematian, ada yang membaca kitab atau hadis tentang mati atau ada pula yang sekedar melihat kubur (berziarah kubur).

Oleh itu berpada-padalah di dunia ini, tinggalkan perkara-perkara yang dimurkai Allah SWT seperti berdusta, mengumpat, memfitnah, mengadu domba, mengambil rasuah, mengamalkan riba dan segala bentuk amalan dosa dan maksiat. Ingatlah di dunia ini adalah tempat beramal soleh dan di akhirat adalah tempat balasan dan tempat yang kekal abadi.

Isnin, 26 Mac 2012

KISAH TAMIM AD-DARI DAN DAJJAL





SIAPA ITU TAMIM AD-DARI DAN APA ITU DAJJAL ?



KISAH TAMIM AD-DARI DAN DAJJAL


Sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang diterima dari Fathimah binti Qais dalam al-Fitan menyebut :
“Saya telah mendengar muazzin Rasulullah s.a.w memanggil untuk solat. Saya pun pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah s.a.w. Selesai solat, Rasulullah s.a.w naik ke atas mimbar. Nampak semacam bergurau Baginda tertawa dan berkata: “Jangan ada yang bergerak. Hendaklah semua duduk di atas sajadahnya.”

Kemudian berkata: “Tahukah kamu mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?”

Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Rasulullah s.a.w berkata lagi: “Demi Allah aku menyuruh kamu berkumpul di sini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan memberi khabar gembira. Aku ingin menceritakan kepada kamu bahawa Tamim Ad-Dari adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpai aku dan masuk Islam. Dia ada bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal."

"Kisah yang dia ceritakan itu sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kamu sebelumnya. Katanya dia bersama 30 orang kawannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah samudera yang luas. Mereka tidak dapat menghalakan kapalnya ke pantai sehingga terpaksa berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau menjelang terbenamnya matahari. Di pulau yang tidak ditempati orang itu mereka berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga tidak nampak mana jantina dan duburnya."

Mereka bertanya kepada binatang itu: “Makhluk apa engkau ini?”

Binatang itu menjawab: “Saya adalah Al-Jassasah.”

Mereka tanya: “Apa itu Al-Jassasah?”

Binatang itu hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu. Mereka pun pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu."

Di sana mereka menjumpai seorang lelaki yang sangat besar dan tegap. Ertinya mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke telapak kakinya.

Mereka bertanya: “Siapakah anda?”

Orang seperti raksaksa itu menjawab: “Kamu telah mendengar cerita tentang aku. Sekarang aku pula ingin bertanya: “Siapa kamu ini?”

Mereka menjawab: “Kami adalah manusia berbangsa Arab. Kami pergi ke laut menaiki kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan. Akhirnya kami terdampar di pulau yang tuan tempati ini."

“Pada mulanya kami berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga kami tidak dapat mengenali jantinanya. Kami tanya siapa dia katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya dia hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu.”

Itulah sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah berjumpa dengan tuan dan kami ingin tahu siapa tuan sebenarnya.”

Makhluk yang sangat besar itu belum menjawab soalan mereka terus sahaja mengemukakan soalan: “Ceritakan kamu kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan itu,” (nama tempat di negeri Syam).

Mereka menjawab: “Keadaan apanya yang tuan maksudkan?”

Orang besar itu menjawab: “Maksudku apakah pokok kurma itu berbuah?”

Setelah mereka menjawab bahawa pokok kurma itu berbuah, orang besar tadi berkata: “Aku takut pokok itu tidak berbuah.”

Orang besar itu bertanya lagi: “Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabarah.”

Mereka menjawab: “Tentang apanya yang tuan maksudkan?”

Lelaki itu menjawab: “Maksudku airnya apakah masih ada.” Mereka menjawab: “Airnya tidak susut.”

Lelaki itu berkata: “Air sungai itu disangsikan akan kering.”

Akhirnya lelaki seperti raksaksa itu berkata: “Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia buat?”

Mereka menjawab: “Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah.”

Lelaki itu bertanya lagi: “Apakah dia diperangi oleh orang-orang Arab?” Mereka menjawab: “Ya, dia diperangi oleh orang-orang Arab.”

Lelaki itu bertanya lagi: “Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?” Mereka ceritakan bahawa Rasulullah s.a.w telah mengembangkan dakwahnya dan sudah ramai pengikutnya.

Orang besar itu berkata lagi: “Memang begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya.”

Kata orang besar itu lagi: “Sekarang aku terangkan kepada kamu bahawa aku adalah Al-Masih Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan menjelajah dunia ini. Dalam masa empat puluh malam sudah dapat aku jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikawal oleh para Malaikat, maka aku tidak dapat menembusinya.”

Kata Tamim Al-Dariy lagi, “Rasulullah s.a.w menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil berkata: “Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, iaitu Madinah. Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada kamu?”

Mereka menjawab: “Ya, sudah ya Rasulullah.”

Rasulullah s.a.w berkata lagi: “Sememangnya kisah Tamim itu lebih meyakinkan saya lagi. Ceritanya itu bersesuaian dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu sebelumnya, iaitu tentang Makkah dan Madinah yang dikatakan tidak dapat dimasuki Dajjal. Cuma dia ada mengatakan di lautan Syam atau di laut Yaman. Tidak, bahkan ia dari arah timur. Ia dari arah timur,” kata Rasulullah s.a.w sambil menunjuk ke arah timur. {3}

والله اعلم.



Kemudian Tamim ad-Dari pergi bersama kawan-kawannya dan tidak kembali lagi ke pulau itu. Kalaupun mereka berflkir untuk kembali ke pulau itu, mereka tidak akan dapat sampai ke pulau itu, walaupun mereka mempunyai pengalaman belayar. Sebab setelah peristiwa ini pulau tersebut menjadi jauh untuk sampai ke situ. Ombak-ombaknya digerakkan dengan kekuasaan Allah swt. Seakan-akan ombak itu sendiri adalah perahu yang bergerak di lautan. Allah menetapkan bahawa tidak ada seorang pun yang datang ke pulau itu setelah Dajjal ada di dalamnya.